04 Agustus 2009

Bagaimana Rokok Menthol Dibandingkan Rokok Non Menthol??


Merokok rokok menthol menimbulkan suatu sensasi yang dapat dirasakan bila dihisap. Rasanya yang segar dan dingin di tenggorokan, membuat para pecandu rokok menthol akan ketagihan. Namun tahukah anda, bila rokok menthol lebih berbahaya dari rokok tembakau biasa lainnya?

Rokok menthol bila dihisap, rasanya akan lebih ringan daripada rokok tembakau lainnya. Hal ini menyebabkan para pecandunya lebih sulit berhenti merokok rokok menthol, daripada perokok rokok tembakau biasa. Kebanyakan dari mereka menganggap, karena lebih ringan, maka bahaya yang ditimbulkan dari merokok rokok menthol, lebih sedikit daripada rokok tembakau biasa. Padahal kenyataannya, merokok rokok menthol, lebih berbahaya daripada merokok rokok tembakau biasa.

Kunal Gandhi, penulis, dan juga seorang peneliti dari Division of Addiction Psychiatry di University of Medicine dan Dentistry of New Jersey-Robert Wood Johnson Medical School. Penelitian ini dilakukan pada 1.700 orang yang menunjukkan bahwa para perokok mentol lebih sulit untuk berhenti dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok mentol. Hasil ini menunjukkan bukti bahwa mentol bukanlah perasa yang netral pada rokok. Ini adalah topeng yang menunjukkan betapa bahayanya nikotin dan racun.

Penelitian lain juga membuktikan bahwa sedikitnya 400.000 penduduk AS, meninggal akibat kecanduan merokok. Para perokok tersebut, bukan hanya para perokok rokok menthol, namun juga perokok rokok non menthol.

Sampai saat ini, rokok menthol dikatakan lebih berbahaya karena sulitnya melepaskan diri dari rokok menthol dibandingkan dengan rokok non menthol. Semakin lama merokok, maka akan lebih banyak kerusakan tubuh yang disebabkan oleh asap rokok tersebut termasuk jantung dan paru.

Terdapat bukti yang menjelaskan bahwa menthol dapat menghambat metabolisme dari nikotin, suatu komponen yang bersifat adiktif. Dengan cara kerja seperti itu nikotin akan lebih lama tinggal didalam tubuh, dan sifat adiktifnya juga semakin lama.

Dikatakan pula bahwa orang yang menggunakan rokok menthol banyak yang mengalami kekambuhan setelah berhasil berhenti dari penggunaan rokok. Para ahli menduga hal tersebut disebabkan menthol dapat bekerja melewati jalur biologi ke tubuh dan otak.

Para ahli mencoba cara untuk dapat menghentikan kebiasaan merokok, yaitu dengan cara perokok menthol dianjurkan untuk beralih ke rokok non menthol dahulu sebelum berhenti merokok secara total. Namun bukan berarti rokok non menthol dikatakan lebih aman.

Bagi anda yang perokok, bagaimana?? Mau berhenti? Sebaiknya segera.

======================================


Beralih ke dalam negeri, di Indonesia sendiri, rokok ibarat menjadi masalah yang tidak dapat diselesaikan.

Di satu sisi, sangat banyak para konsumen rokok di Indonesia, termasuk anak di bawah umur. Saya pernah melihat di televisi, ada sekumpulan anak merokok. Yang aneh, mereka merokok dengan memakai seragam merah-putih a.k.a seragam upacara SD. Hal ini merupakan fakta yang mencengangkan. Karena banyak orang di Indonesia telah menjadi perokok aktif. Baik laki-laki perempuan, tua muda, kaya miskin, dsb. Selanjutnya, mari kita lihat sisi yang lain.

Bila melihat fakta di atas, kita patut was-was. Namun mau bagaimana lagi. Bila tidak ada perokok sebanyak itu, maka akan jadi apa puluhan ribu buruh rokok, yang tiap harinya melinting ribuan rokok per orang? Lagi pula, pajak bea cukai tembakau di Indonesia, merupakan sumber dana yang menggiurkan bagi pemerintah. Maka dari itu, pemerintah pun harus berpikir ulang untuk mengatasi masalah ini.

Oke. Cukup postingan hari ini. Terima kasih.


sumber: www.blora.org, dengan berbagai penyesuaian

4 komentar:

Mochamad Eka Pramudita mengatakan...

enag an marlboro black menthoL

Anonim mengatakan...

lambemu no,,,,
penggaeanmu ngrokok ndek gudangku,,,,

beehonz mengatakan...

enag an wedang jahe menthol no..
ues tau njajal a?

Anonim mengatakan...

jika anda ingin menyarankan orang lain untuk berhenti merokok mulailah dari dirimu sendiri. liat wajah anda saja saya sudah tahu kalau anda seorang perokok.